Selasa, 04 Maret 2014

mitosis akar bawang putih



Gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan membentuk sel zigot dan kemudian oleh pertumbuhan dan perkembangan melalui pembelahan sel, menjadi individu dewasa. Proses pembelahan ini dinamakan mitosis. Pada suatu jenis makhluk hidup, sel itu tidak terlalu sama bentuknya, di dalam inti sel terdapat yaitu benda-benda yang halus dan membawa sifat yang menurun. Sel-sel membalah diri secara continue, selain untuk menambah jumlah sel untuk pertumbuhan juga untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak, kecuali sel-sel saraf. Dalam sel yang membelah kromosom biasanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, akan tetapi untuk mempelajari strukturnya yang halus baru dapat digunakan sebuha mikroskop elektron, kearena dapat memberi pembesaran yang jauh lebih kuat. Salah satu bagian yang ada pada kromosom ini disebut sentromer yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi 2 lengan.
Sel-sel anak yang dihasilkan oleh pembelahan sel mitosis mempunyai susunan dan fungsi yang sama dengan sel induk, atau dengan kata lain mempunyai susunan gen dan kromosom yang sama dengan sel induk, sehingga jumlah sel indukknya tidak mengalami kerusakan. Pembelahan mitosis ini bisa dikatakan menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom tetap yaitu 2n.
Mitosis berlangsung dalam 5 tahap (fase) yang berkesinambungan sehingga tahap yang satu tidak terpisahkan dengan tahap berikutnya. Pembagian tahap ini dimaksudkan untuk memudahkan menerangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Fase-fase tersebut adalah :


a.       Interfase
Sel siap untuk membelah, tetapi belum memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel tampak keruh, lambat laun kelihatan benang-benang kromatin yang halus.
b.      Profase
Benang-benang kromatin masin menjadi pendek sehingga menjadi tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tapi kromosom lalu membelah, memanjang, dan membran inti mulai menghilang. Sentriol (bentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah.
c.       Metafase
Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekoatorial (tengah) dari sel.
d.      Anafase
Kedua buah kromatid memisahkan diri dan di tarik benang gelendong yang dibentuk di tiap kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-kromatid berlaku sebagai kromosom yang baru.
e.       Telofase
Di setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong lenyap dan membran inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi 2 bagian. Pada sel tumbuhan proses ini ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah tengah-tengah sel.

Jelaslah bahwa pada mitosis, tiap sel induk yang diploid (2n) menghasilkan 2 buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta sifat keturunan yang sama induknya.





Tumbuhan paku



Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pterydophyta. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Pteron = sayap atau bulu. Pterydophyta adalah tumbuhan kormus yang menghasilkan spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu-bulu.
Daun muda biasanya menggulung. Tumbuhan paku memperlihatkan keturunan yang jelas seperti halnya Bryophyta, hanya fase gametofitnya masih berbentuk thallus yang disebut protalium yang sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat. Adapun fase sporofitnya jelas terlihat, dikenal sebagai tumubuhan paku. Paku-pakuan (Pteridophyta) mempunyai klorofil, akar sejati, memiliki ikatan pembuluh, berkembangbiak dengan spora dan memiliki sprofit yang dominan, ujung daun muda umumnya menggulung, mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Pada tumbuhan paku pada umumnya memiliki aprofit, akar, batang dan daun. Akarnya berupa serabut, batang berupa rhizoma dan daunnya ada dua macam yaitu tropofil (daun yang berfungsi untuk fotosintesis) dan sporofil (daun yang fertile) banyak terdapat sporangium (kotak spora). Sejumlah sporangium mengelompok membentuk sorus dn sorus yang masih muda yang dikelilingi oleh selaput yang disebut indusium. Sporangium memiliki sejumlah sel penutup berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut annulus.
Pada tumbuhan paku, generasi gametofit berumur pendek dan berupa protalium. Protaliumnya seperti jantung, akar rhizoid dan menghasilkan anteridium dan arkegonium. Pada saat udara kering, maka annulus mengkerut dan sporangium akan pecah pada bagian stomium dan spora keluar. Spora akan tumbuh menjadi protalium (gametofit).
Protalium mnghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid dan arkegonium menghasilkan sel telur. Peleburan antara sel telur dengan spermatozoid membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi embrio. Embrio akan tumbuh menjadi saprofit yang merupakan tumbuhan utama.
Pada tumbuahn paku, generasi gametofit berumur pendek dan berupa protalium. Protalium membentuk seperti jantung, akar berupa rhizoid dan menghasilkan anteridium dan arkegonium. Alat-alat kelamin ini multiseluler. Pada dasarnya struktur dengan alat-alat kelaminnya Bryophyta di bagi menjadi empat kelas, yaitu :
1.    Psylophytinae
2.    Lycopodinae
3.    Equitinae
4.    Filicinae
   Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.    Paku homospor: menghasilkan spora yang ukuran dan jenisnya sama. Spora dihasilkan oleh sporangium yang terdapat pada sporofil, contoh : Lycopodium (paku kawat).
2.    Paku heterospor: menghasilkan dua macam sporayaitu mikrospora dn megaspora. Sporangium tersusun dan strobilus di puncak batng. Pada strobilus terdapat dua macam daun penghasil spora yaitu mikrosporofil dan megasporofil. Pada mikrosporofil terdapat microsporangium yang menghasilkan mikrospora dan pada megasporofil terdapat megasporangium yang menghasilkan megaspora. Mikrospora bagian dalamnya tumbuh menjadi protalium jantan yang menghasilkan anteridium dan di dalamanyaterbentuk spermtozoid. Sedang megaspora bagian  dalamnya akan tumbuh menjadi protalium betina yang menghasilkan arkegonium yang menghasilkan atau berisi sebuah ovum. Pembuahan ovum oleh spemetozoid menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Contoh : semanggi.
3.    Paku peralihan: menghasilkan spora yang ukurannya sama tetapi dapat tumbuh menjadi protalium jantan dan protalium betina. Spora dihasilkan oleh sporangium yang tersusun dalam strobilus di puncak batang. Contoh : paku ekor kuda.
Tumbuhan paku primitif mempunyai akar, batang dan daun dengan percabangan yang selalu dikotom, daunnya tersusun spiral (kecil-kecil) yang disebut mikrofil. Spora  dihasilkan oleh sporangium yang terdapat pada sporofil dan tersusun membentuk srobilus di puncak batang. Susunan dan letak sporangium paku ada bermacam-macam: ada yang tersusun dalam sorus, strobilus dan sporokarpium. Badan-badan pengahsil sporangium tersebut ada yang terletak di ketiak daun/cabang, di ujung batang, atau di helaian daunnya. Hal ini menentukan dalam pembagian klasifikasinya.

Senin, 03 Maret 2014

genetika

Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani γέννω, genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan


Periode pra-Mendel

Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu.
Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu[1]. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galton[2]. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan).

Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).

Konsep dasar

Peletakan dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada paruh akhir abad ke-19 oleh Gregor Johann Mendel. Ia adalah seorang biarawan dari Brno (Brünn dalam bahasa Jerman), Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang bagian dari Republik Ceko). Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau Percobaan mengenai Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan kembali secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak pada tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum) mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih penting, ia dapat menjelaskan bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi, melalui apa yang dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan Mendel'.
Dari karya ini, orang mulai mengenal konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. Alel adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.

Kronologi perkembangan genetika

Setelah penemuan ulang karya Mendel, genetika berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains.
Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan genetika:

Cabang-cabang Genetika

Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni maupun ilmu terapan. Cabang-cabang ilmu ini terbentuk terutama sebagai akibat pendalaman terhadap suatu aspek tertentu dari objek kajiannya.
Cabang-cabang murni genetika :
Cabang-cabang terapan genetika :