Selasa, 04 Maret 2014

Tumbuhan paku



Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pterydophyta. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Pteron = sayap atau bulu. Pterydophyta adalah tumbuhan kormus yang menghasilkan spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu-bulu.
Daun muda biasanya menggulung. Tumbuhan paku memperlihatkan keturunan yang jelas seperti halnya Bryophyta, hanya fase gametofitnya masih berbentuk thallus yang disebut protalium yang sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat. Adapun fase sporofitnya jelas terlihat, dikenal sebagai tumubuhan paku. Paku-pakuan (Pteridophyta) mempunyai klorofil, akar sejati, memiliki ikatan pembuluh, berkembangbiak dengan spora dan memiliki sprofit yang dominan, ujung daun muda umumnya menggulung, mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Pada tumbuhan paku pada umumnya memiliki aprofit, akar, batang dan daun. Akarnya berupa serabut, batang berupa rhizoma dan daunnya ada dua macam yaitu tropofil (daun yang berfungsi untuk fotosintesis) dan sporofil (daun yang fertile) banyak terdapat sporangium (kotak spora). Sejumlah sporangium mengelompok membentuk sorus dn sorus yang masih muda yang dikelilingi oleh selaput yang disebut indusium. Sporangium memiliki sejumlah sel penutup berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut annulus.
Pada tumbuhan paku, generasi gametofit berumur pendek dan berupa protalium. Protaliumnya seperti jantung, akar rhizoid dan menghasilkan anteridium dan arkegonium. Pada saat udara kering, maka annulus mengkerut dan sporangium akan pecah pada bagian stomium dan spora keluar. Spora akan tumbuh menjadi protalium (gametofit).
Protalium mnghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid dan arkegonium menghasilkan sel telur. Peleburan antara sel telur dengan spermatozoid membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi embrio. Embrio akan tumbuh menjadi saprofit yang merupakan tumbuhan utama.
Pada tumbuahn paku, generasi gametofit berumur pendek dan berupa protalium. Protalium membentuk seperti jantung, akar berupa rhizoid dan menghasilkan anteridium dan arkegonium. Alat-alat kelamin ini multiseluler. Pada dasarnya struktur dengan alat-alat kelaminnya Bryophyta di bagi menjadi empat kelas, yaitu :
1.    Psylophytinae
2.    Lycopodinae
3.    Equitinae
4.    Filicinae
   Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.    Paku homospor: menghasilkan spora yang ukuran dan jenisnya sama. Spora dihasilkan oleh sporangium yang terdapat pada sporofil, contoh : Lycopodium (paku kawat).
2.    Paku heterospor: menghasilkan dua macam sporayaitu mikrospora dn megaspora. Sporangium tersusun dan strobilus di puncak batng. Pada strobilus terdapat dua macam daun penghasil spora yaitu mikrosporofil dan megasporofil. Pada mikrosporofil terdapat microsporangium yang menghasilkan mikrospora dan pada megasporofil terdapat megasporangium yang menghasilkan megaspora. Mikrospora bagian dalamnya tumbuh menjadi protalium jantan yang menghasilkan anteridium dan di dalamanyaterbentuk spermtozoid. Sedang megaspora bagian  dalamnya akan tumbuh menjadi protalium betina yang menghasilkan arkegonium yang menghasilkan atau berisi sebuah ovum. Pembuahan ovum oleh spemetozoid menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Contoh : semanggi.
3.    Paku peralihan: menghasilkan spora yang ukurannya sama tetapi dapat tumbuh menjadi protalium jantan dan protalium betina. Spora dihasilkan oleh sporangium yang tersusun dalam strobilus di puncak batang. Contoh : paku ekor kuda.
Tumbuhan paku primitif mempunyai akar, batang dan daun dengan percabangan yang selalu dikotom, daunnya tersusun spiral (kecil-kecil) yang disebut mikrofil. Spora  dihasilkan oleh sporangium yang terdapat pada sporofil dan tersusun membentuk srobilus di puncak batang. Susunan dan letak sporangium paku ada bermacam-macam: ada yang tersusun dalam sorus, strobilus dan sporokarpium. Badan-badan pengahsil sporangium tersebut ada yang terletak di ketiak daun/cabang, di ujung batang, atau di helaian daunnya. Hal ini menentukan dalam pembagian klasifikasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar